Monday, October 24, 2016

Roman Pembunuh Bayaran ala Leon dan Mathilda

Sebuah Resensi Film "Leon : The Profesional"


Gambar : www.fanpop.com


Berawal dari video klip milik Sting yang berjudul Shape of My Heart, akhirnya saya melirik film berjudul Leon : The Professional. Sebuah film keren keluaran tahun 1994 yang baru saya tonton di 2016 ini. Hehehe… Tapi seperti biasa, lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali. Cara Jean Reno, Natalie Portman kecil, dan Gary Oldman beradu akting  benar-benar membuat saya terkesima. Mereka keren banget!

Leon : The Professional bercerita tentang kisah cinta unik Mathilda dan Leon. Mathilda adalah seorang anak perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang punya kehidupan yang kelam. Sementara Leon merupakan seorang pembunuh bayaran yang professional. Jadi, ini film cinta? Ehm.. Lebih tepatnya ini film aksi dengan bumbu cinta yang unik. Sutradara Luc Besson katanya berkali-kali berkompromi untuk merubah alur cerita. Maklum, tidak semua orang nyaman dengan kisah cinta yang mengarah ke kesan pedofil dan lihat anak kecil yang sebenarnya manis bertransformasi menjadi pembunuh sadis. 

PLOT CERITA
Mathilda              : Is life always this hard, or is it just when you’re kid?
Leon                     : Always like this.

Oke ini dia plot ceritanya. Kisah dimulai dengan aksi Jean Reno, di sini dia bernama Leon,sebagai pembunuh bayaran yang handal. Leon adalah assassin kesayangannya Toni. Bos mafia yang berkedok pemilik restoran Italia di kawasan New York.

Leon tinggal di apartemen murah dan bertetangga dengan keluarga “hancur”. Salah satu anak perempuan keluarga tersebut bernama Mathilda yang diperankan Natalie Portman kecil. Seperti dalam buku legendaris Ronald Dahl, Mathilda tidak dianggap “orang” oleh keluarganya. Ayahnya berbisnis obat-obatan terlarang, ibunya sekilas terlihat berprofesi sebagai prostitusi, dan kakak perempuannya terobsesi memiliki tubuh yang menarik. Satu-satunya surga Mathilda adalah adik laki-lakinya yang umurnya belum genap 5 tahun.   

Mathilda selalu mengenakan pakaian yang membuatnya terlihat beberapa tahun lebih dewasa. Tak lupa dengan rokok yang selalu menyala di tangannya. Mathilda lebih sering memilih duduk di tangga apartemennya dibandingkan berada di dalam rumahnya. Di tempat itulah, Mathilda sering berpapasan dengan Leon setiap keluar masuk apartemennya. Masa-masa awal ketertarikan Mathilda ke Leon.

Suatu hari Stansfield, bos obat-obatan terlarang, mengobrak-abrik apartemen ayah Mathilda. Stansfield (diperankan oleh Gary Oldman) kesal karena ayah Mathilda “menghilangkan” kokainnya dalam jumlah besar. Tanpa ba bi bu, Stansfield yang seperti sedang kesetanan hantu Bethoven membunuh ibu, kakak, dan ayah Mathilda. Adik Mathilda yang sempat bersembunyi di bawah tempat tidur akhirnya ikut tertembak.

Mathilda selamat dari aksi pembuhanan sadis itu karena sedang berbelanja di toko dekat rumahnya. Namun Mathilda sempat menyaksikan adiknya tertembak tepat di saat Mathilda pulang ke apartemennya. Leon menyelamatkan Mathilda. Tepat di saat Stansfield sadar ada anak ketiga yang lolos dari apartemen pencuri kokainnya. Sejak saat itulah Mathilda resmi masuk ke dalam kehidupan Leon.


Leon dan Matilda selalu berpindah-pindah tempat tinggal dengan membawa koper berisi senajata, tas berisi baju seadanya, boneka kelinci matilda, dan pot tanaman kesayangan Leon
Gambar : www.alphacoders.com


Dominasi Mathilda memenuhi hidup Leon. Mathilda meyakinkan Leon untuk melatihnya menjadi pembunuh professional untuk membalaskan dendamnya kepada Stansfield. Ternyata Mathilda berbakat menjadi penembak jitu dan tenang ketika menjalankan aksi bersama Leon. Mathilda terang-terangan mengaku jatuh cinta dengan Leon. Dia berpura-pura menganggap dirinya berusia 18 tahun dan masih berpeluang menjalin relasi bersama Leon.

Sepanjang film Leon terkesan menahan emosinya kepada Mathilda. Dia bersikap dingin dan bertingkah laku seperti seorang idiot. Namun Mathilda berhasil meluluhkan Leon yang akhirnya merasakan kembali kenyamanan hidup. Leon berkata, sudah lama dia hidup dalam dunia kelam. Tepat di saat Leon menembak mati ayah kekasihnya yang dengan biadab membunuh anaknya sendiri karena menjalin relasi dengan Leon. Leon hidup kembali karena Mathilda.

Diam-diam, Leon membalaskan dendam Mathilda. Pembunuh Keluarga Mathilda ironisnya ternyata anggota DEA (Drug Enforcement Administration). Organisasi pemerintah Amerika Serikat yang bertugas memberantas peredaran obat-obatan terlarang. Mathilda juga sembunyi-sembunyi ingin membunuh Stansfield. Mathilda nekad mendatangi kantor Stansfield dengan membawa berbagai senjata Leon di dalam kantong makanan delivery untuk Stansfield.

Tanpa strategi yang matang, Stansfield justru lebih dulu menggrebek Mathilda yang mengikutinya ke toilet pria. Mathilda sekali lagi selamat karena Leon datang di saat yang tepat. Leon membunuh dua orang kepercayaan Stansfield ketika mereka menginterogasi Mathilda. Kemarahan Stansfield memuncak. Dia mendatangi Tony untuk mendapatkan info tentang Leon.

Aksi balas dendam Stansfields menjadi klimaks film. Stansfields dengan akting yang keren memimpin penggrebekan apartemen Leon. Semua asset DEA dikeluarkan karena tim SWAT gagal menghabisi Leon yang tahan banting. Leon sempat menyelamatkan Mathilda melalui lubang angin hotel tempat mereka tinggal. Setelah Leon mengungkapkan rasa sayangnya, Mathilda akhirnya mau pergi tanpa lupa membawa pot tanaman kesayangan Leon.

Tim SWAT mengebom kamar Leon. Leon berhasil menyelamatkan diri dengan berpura-pura menjadi anggota SWAT yang terluka. Stansfield akhirnya berhasil memindai Leon. Dia membiarkan Leon pergi dan menembak Leon tepat di hall pintu utama hotel. Leon dengan tenaga terakhirnya memastikan penembaknya adalah Stansfield. Leon memberikan “ring trick” kepada Stansfield. Dia menyampaikan salam terakhir dari Mathilda kepada Stansfield lalu duarrrr….. Beberapa bom yang sengaja dibawa Leon meledakkan seluruh area pintu keluar hotel.

Film berakhir dengan adegan Mathilda berhasil berjalan keluar area pengamanan hotel sambil membawa tas dan pot tanaman Leon. Sesuai instruksi Leon, Mathilda datang ke tempat Tony untuk meminta perlindungan. Tony menolak Mathilda namun bersedia memberikan tunjangan kepada Mathilda sesuai pesan Leon sebelum terbunuh.  Mathilda memutuskan datang ke sekolah khusus putri. Sebagai penutup, Mathilda mengeluarkan tanaman Leon dari pot ke tanah di halaman sekolahnya. Mathilda berharap dapat tetap mengenang Leon dalam hidupnya seiring dengan pertumbuhan tanaman kesayangan Leon.

DI BALIK CERITA
Saya benar-benar terkesima dengan Natalie Portman dan Gary Oldman dalam film ini. IMDB menginfokan saya, Leon : The Professional merupakan debut pertama Portman. Dia baru berusia 11 tahun ketika memerankan tokoh Mathilda yang eksentrik. Wajar saja Portman tumbuh menjadi aktris yang kemampuan akting ciamik. Debutnya saja jadi Mathilda. Jarang sekali ada anak kecil yang bisa memerankan tokoh nyentrik seperti Mathilda dengan alami.

Portman kecil berhasil menampilkan sosok ABG yang protes dengan kehidupannya dan cara jatuh cinta yang natural. Padahal dia jatuh cinta dengan orang yang jauh lebih tua dari usianya. Jean Reno konon katanya sengaja membiarkan Leon tampil seperti seorang keterbelakangan mental supaya film tidak seolah-oleh menceritakan tentang seorang pedofil. Jean Reno memutuskan Portman mendominasi sense proses pengambilan film sehingga terkesan seperti cinta yang bertepuk sebelah tangan.

Sementara itu, Gary Oldman terlihat keren sekali di sini. Dia tampil dengan kostum yang sama sepanjang film. Setelan jas berwarna beige (warna antara abu-abu dan coklat) dan sepatu kulit coklat. Itu saja. Namun aksi kesetanannya, terutama setiap dia meminum semacam obat penenang, sangat berkesan bagi saya. Adegan yang membuat saya merinding ketika Stansfield mengendus wajah ayah Matilda secara dekat. Stansfield memang tidak jadi membunuh ayah Mathilda, tapi saya ikutan merasa terintimidasi. Di IMBD, pemeran ayah Mathilda ternyata juga menggalau selama beberapa waktu karena adegan “endusan ekstrim Stansfield” yang ternyata imporvisasi Oldman.

Satu lagi adegan icon yang lahir dari improvisasi Oldman. Adegan ketika Stansfield berteriak : “(Bring me) Everyoneeeee……!”. Gary Oldman memang wow. Luc Besson, sang sutradara, sepertinya sangat puas dengan Oldman. Terakhir saya terpesona dengan Oldman ketika dia berperan sebagai Sid Vicious dalam Sid and Nancy.


Komentar terakhir saya, Leon : The Professional sangat recommended! Jauh dari kata picisan. Lantunan suara Sting menyanyikan lagu Shape of My Heart menjadi penutup yang manis. Keren!    



No comments:

Post a Comment